Header Ads

PKS, I'M IN LOVE

PKS, I’M IN LOVE
 
Memang seperti judul film, tapi kenyataannya seperti itu. Cerita ini bermula sejak tahun 2004 saat umur saya baru 7 tahun.
Saya lahir dan dikelilingi oleh keluarga yang simpati terhadap PKS. Tahun 2004 lalu, saya sudah mengenal arti politik. Kala Pemilu 2004, saya rela bangun pagi untuk kemudian ke TPS menemani orang tua saya memilih. Saat tiba penghitungan suara, saya rela pula berlari-lari dari TPS satu ke TPS lainnya, hanya untuk melihat penghitungan suara. Disitulah saya mulai mencintai PKS.
Semenjak Pemilu 2004, bertambahlah rasa cinta saya terhadap PKS. Saya dan adik pernah bermain Pemilu-Pemilu-an hehehe, dimana permainannya kami seperti pemilih yang memilih di TPS.  Setiap kali bermain itu, selalu ada PKS di surat suara. (surat suaranya buat sendiri, dan lambang partainya ditulis tangan). Dan setiap kali bermain itu, selalulah PKS yang menjadi pemenang.
Tahun 2005, kala itu kalau tidak salah ada MUNAS PKS. Tepatnya bulan Juli 2005. Kala itu saya diajak Om saya untuk datang kesana. Akhirnya saya ikutlah untuk hadir. Memang, kami berdua kesana hanya untuk melihat-lihat dan berbelanja di Bazaar yang tersedia di lokasi Munas. Kala itu saya membeli Al Qur’an dan Alhamdulillah, Al Qur’an itu masih ada dan terjaga sampai saat ini.
Ketika Pemilihan Gubernur DKI Tahun 2007, saat itu saya kelas 4 SD. Saya bersekolah di SDIT di kawasan Condet Jakarta Timur, salah satu basis PKS. Saat itu saya sangat mendukung Bang Adang-Dani untuk jadi Gubernur DKI. Sampai-sampai buku pelajaran Aqidah Akhlaq saya, saya tulis ADANG DANI dibelakangnya. Walau pada akhirnya kalah, saya turut senang karena suaranya tidak terlampau jauh dengan Bang Foke.
Kemudian Pemilu 2009 datang. Saya tahu PKS mendapat nomor urut 8. Sama seperti tahun 2004, saya pun datang ke TPS untuk menemani orang tua memilih, sekaligus melihat penghitungan suara. Kala itu, Om saya ikut menjadi Saksi PKS di TPS. Saya salut kepada kader PKS. Pemilu 2009 lalu adalah pemilu terumit dan ribet menurut saya. Penghitungan suara di TPS bahkan berlangsung sampai pagi. Tetapi, tak ada raut kelelahan dari saksi PKS. Mereka tetap semangat menjaga dan mengawasi suara PKS. Subhanallah. Ketika akhirnya dinyatakan PKS menjadi nomor 4 Nasional dan suaranya meningkat, saya semakin jatuh cinta dengan partai ini.
Tahun 2012 lalu saat Pilgub DKI kembali digelar, saya sampai memantau di twitter kala PKS hendak mendaftarkan calonnya sebagai Cagub DKI. Setelah saya tau Bang Hidayat+Didik yang dimajukan, saya semakin total berusaha memenangkan mereka. Walau memang berat kala itu, tapi saya tetap semangat. Saya menyosialisasi, mengampanye Hidayat+Didik melalui twitter, facebook, blog, hingga BBM. Saat kampanye Akbar Hidayat+Didik di GOR Soemantri Brodjonegoro, saya turut hadir bersama dengan Om saya. Saya ikut membawa bendera Hidayat+Didik dan berbagai atribut lainnya. Walaupun hasilnya menempatkan Hidayat+Didik di posisi ke-3, saya tetap bangga memperjuangkannya.
Kini, saya telah bersekolah di SMA kelas 1. Usia saya saat ini telah mencapai 16 tahun. Alhamdulillah sampai saat ini saya masih dan Insya Allah akan terus mencintai Partai ini, Partai Keadilan Sejahtera.

PKS, I’m In Love

Penulis : 
Muhammad Fauzan Fakhrurrozi
16 Tahun. Pelajar, Blogger.
Twitter @FauzanFakh


Sumber : http://www.pkspiyungan.org/2013/03/pks-im-in-love.html

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.